@Taman
Pusdima Edisi Surat Al-Kafirun
Pemateri :
Ustadz Taufik Hidayat, Lc
Assalamu’alaykum warohmatullahi
wabarokaatu
Surah Al-Kafirun
termasuk dalam surah makkiyah atau surah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW
sebelum Beliau SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah. Keadaan Rasulullah SAW saat
masih berdakwah di Mekkah selalu mendapat tekanan-tekanan yang besar dan
pertentangan-pertentangan dari berbagai kalangan, sehingga Beliau melakukan
dakwah secara sirriyah (sembunyi-sembunyi) di salah satu rumah sahabat (Arqam
bin Abil Arqam). Artinya perjuangan dakwah Rasulullah SAW di Mekkah sangatlah
berat, maka ayat-ayat dan surah-surah yang diturunkan pada saat itu memiliki
makna yang kuat untuk mendukung dakwah Rasulullah SAW.
Kata kafir
berasal dari kata dasar kafaro yang berarti menutup. Makna kata kafir adalah pelaku,
penutup, atau orang yang menutup, artinya orang-orang kafir adalah orang-orang
yang menutup dirinya dari kebenaran, dari petunjuk dan tanda-tanda kebesaran
Allah SWT. Jadi seseorang dikatakan kafir bukan karena ia tidak mengetahui
kebenaran Allah SWT, tapi karena ia tidak mau menerimanya. Orang-orang kafir
adalah orang-orang yang tidak bisa mendapatkan hidayah dari Allah SWT.
Ada 3 macam
orang yang dapat dikatakan kafir :
- Menolak Keesaan Allah SWT. Orang-orang yang telah mengetahui tentang keesaan atau kebesaran Allah SWT atau bahkan sudah pernah menyaksikan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT baik secara langsung maupun tidak langsung, tetapi tetap mengingkari atau tidak mau mengakuinya, adalah orang-orang yang keras hatinya. Dan mereka termasuk ke dalam golongan orang-orang kafir.
- Mengingkari nikmat Allah SWT. Orang-orang yang telah diberi nikmat, diberi rizki, diberi anugerah, diberi kesempatan untuk dapat hidup di atas dunia ini, tapi tidak pernah merasa semua itu pemberian Allah SWT, tidak pernah bersyukur dan selalu merasa apa yang mereka dapatkan adalah hasil jerih payah mereka sendiri, merasa segala yang mereka miliki memanglah apa yang seharusnya menjadi miliknya tanpa campur tangan Allah SWT, adalah orang-orang yang takabur atau sombong terhadap nikmat Allah SWT. Dan mereka juga termasuk ke dalam golongan orang-orang kafir.
- Tidak mau mengamalkan perintah Allah. Orang-orang yang telah diciptakan oleh Allah SWT dan dilahirkan ke dalam kehidupan dunia ini, kemudian diperintahkan untuk menyembah dan mengabdi kepada penciptanya, tetapi mereka tidak mau menjalankan perintah-perintahNya dan berbuat seenaknya di muka bumi, adalah orang-orang yang dilaknat Allah SWT. Dan mereka juga termasuk ke dalam golongan orang-orang kafir.Seorang muslim yang tidak mengerjakan sholat karena dia malas mengerjakannya, tergolong orang-orang fasik atau orang-orang yang merusak keimanan mereka, tapi apabila seseorang yang tidak mengerjakan sholat karena dia berpendapat sholat itu tidak wajib dilakukan, maka ia kafir.
Adapun menurut sebuah riwayat bahwa beberapa orang kaum musyrik datang menemui Rasulullah SAW menawarkan harta kekayaan dan gadis tercantik kepadanya, dengan syarat beliau bersedia meninggalkan kecaman terhadap Tuhan-Tuhan mereka, ketika Nabi SAW menolak tawaran tersebut, mereka menawarkan, “Bagaimana jika anda menyembah Tuhan-Tuhan kami sehari, dan kami menyembah Tuhanmu sehari (bergantian)?.” Tetapi tawaran itu juga ditolak oleh Nabi SAW, dan turunlah surah al-Kafirun.
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ
Katakanlah: “Hai
orang-orang kafir,”
لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
“Aku tidak menyembah apa
yang kamu sembah.”
وَلَا أَنْتُمْ
عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
“Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.”
وَلَا أَنَا
عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ
“Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,”
وَلَا أَنْتُمْ
عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
“Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.”
لَكُمْ دِينُكُمْ
وَلِيَ دِينِ
“Untukmulah agamamu, dan
untukkulah, agamaku”
Dengan memperhatikan surah di
atas, terdapat penegasan dari Allah SWT, bahwa kalau sudah menyangkut ibadah, tidak ada
toleransi antara umat Islam dengan agam lain.
Hal ini yang menjaga umat
Islam dari ajaran Pluralisme, atau ajaran yang menyamaratakan semua agama, yang
menganggap semua agama adalah benar dan nantinya akan menuju ke hal yang sama,
yaitu Tuhan. Di dalam Islam tidak mengenal ajaran Pluralisme, dan tidak pula
ajaran tersebut dikenal di dalam agama-agama lain, karena ajaran pluralisme
menghancurkan keyakinan dan kepercayaan mereka, sehingga ajaran pluralisme
ditentang di semua agama.
Namun di dalam Islam
mengenal istilah pluralitas, di dalam surah Al-Hujaraat ayat 13 :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا
خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ
لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ
عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Surah inilah yang menunjukan Toleransi yang sesungguhnya.
Wallahu a’lam
Bisshowab
Wassalamu’alaykum
warohmatullahi wabarokaatu
Plaas 'n opmerking