Home » » Kajian Sains Isra' Mi'raj

Kajian Sains Isra' Mi'raj

Written By Unknown on Saterdag 15 Junie 2013 | 23:06

@KasQus (15 Juni 2013)


Seiring perputaran waktu, tanpa terasa kita telah berada di Bulan Sya'ban. Allah menyebut Bulan Sya’ban ini dengan Bulan Haram atau bulan yang suci,  bulan yang sangat istimewa dimana mengerjakan “amar ma’ruf nahi mungkar” di bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Sebaliknya, apabila seseorang mengerjakan amal-amal yang buruk, niscaya akan dilipatgandakan juga. Na’udzubillah, istighfar sebanyak-banyaknya semoga saja Allah masih memberi ampun terhadap dosa-dosa yang telah kita lakukan.
Kodrat manusia adalah keimanannya naik turun. Kadang kala rajin dan semangat beribadah, namun ada kalanya seseorang lalai. Lalu apa yang akan harus dilakukan apabila iman kita turun? Pertanyaannya kurang tepat ya, yang benar adalah apa yang harus dilakukan agar keimanan itu tidak turun? Karena ada yang bilang mencegah itu lebih baik dari mengobati.  Ciie...
Terus gimana sih caranya mencegah penurunan iman? Banyak cara yang dapat dilakukan, dan salah satunya adalah menghadiri majelis-majelis kebaikan, seperti KasQus dan acara-acara mushola lain misalnya Spiritus, Platinum, Algorithm. Acara-acara seperti apakah itu? Kalo penasaran tongkrongin aja. Jiahh... sekalian promosi....
Ikhwan wa akhwat fillah, sebenarnya tujuan menyelenggarakan perayaan isra’ Mi’raj itu apa sih?
Jadi di dalam peristiwa Isra’ Mi’raj itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, dimana Allah memperjalankan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, kemudian dari masjidil Aqsa ke Shiddaratul muntaha atau ke langit ke tujuh sampai kembali lagi ke masjidil Haram. Kita sama-sama tahu kawan, jarak Masjidil Haram di Madinah dan Masjidil Aqsha di Palestina tidaklah dekat, dengan kendaraan tercepat yang ada pada saat itu (kuda) memerlukan berbulan-bulan perjalanan. Apalagi ke sidharatul muntaha yang di langit ke tujuh, yang mungkin berjarak jutaan tahun cahaya begitu. Jika bukan karena kekuasaan Allah SWT sangat tidak mungkin bagi Rasulullah SAW untuk melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj hanya dalam satu malam.
Maka tujuan memperingati Isra’ Mi’raj yang pertama adalah menumbuhkan iman kepada Allah SWT.

Teman-teman pasti punya idola. Mungkin ada yang nge-fans sama Ariel, atau sama Justin Bieber, atau bagi yang suka sepak bola mungkin nge-fans sama Messi, sama Ruben, atau Van Persi. Biasa nih teman-teman, kemana-mana yang diobrolkan pasti saja idolanya, eh si Ariel tu suaranya bagus atau eh Ruben tu hebat banget main bolanya. Sampai gaya rambut serta pakaian atau jersey idolanya diikuti. Begitu Justin Bieber mau konser atau Van Persi mau bermain di Samarinda, langsung mati-matian cari tiketnya, rela antri berjam-jam sambil berdesak-desakkan hanya untuk bertemu dan melihat idolanya. Padahal ada seseorang yang merupakan sebaik-baik suri teladan bagi seluruh umat manusia, dia adalah Rasulullah Muhammad SAW.
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab : 21)

Maka tujuan atau hikmah dari memperingati Isra’ Mi’raj yang kedua adalah menambah kecintaan kita kepada Rasulullah SAW, menjadikan  beliau idola di hati-hati kita. Caranya adalah :
1.       Senantiasa menyebut nama beliau SAW dengan bersholawat.
2.       Mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dengan menjalankan As-Sunnah.
3.       Rela berkorban dengan segenap hati kita demi bertemu dan berkumpul dengan Rasulullah SAW, dengan cara mengerjakan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar (mengerjakan yang ma’ruf dan menjauhi yang mungkar)
Ngomong-ngomong, dalam peristiwa Isra’ Mi’raj ada gak sih kaitannya dengan sains di dalam Al-Qur’an. Teman-teman tahu tidak lampu yang kita pakai sekarang, ternyata telah disebutkan di dalam Al-Qur’an sejak beribu-ribu tahun yang lalu, di dalam Surat An-Nur :
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat per­umpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Mahamengetahui segala sesuatu.” (Q.S. 24 : 35)

Kasus di atas ini sifatnya membuktikan sesuatu yang ada sekarang ternyata telah disebutkan di dalam Al-Quran jauh sebelum bola lampu itu ditemukan. Kalau di Isra’ Mi’raj sifatnya berbanding terbalik.
Jadi Rasulullah SAW melakukan Isra’ Mi’raj menaiki sebuah kendaraan yang disebut Buroq yang lebih cepat dari kecepatan cahaya. Kalau kita hidup pada masa tersebut, tentulah kita tidak akan percaya. Tentu kita akan berpikir tidak mungkin ada kendaraan yang secepat itu. Tapi bagaimana dengan kita yang hidup pada masa sekarang? Kalau diibaratkan, Buroq itu mungkin seperti pesawat terbang ya kawan-kawan, yang dapat mengantarkan seseorang ke tempat yang jauh dalam waktu yang singkat. Meskipun saat ini belum ada pesawat dengan kecepatan seperti itu, tapi minimal kita yang hidup pada masa sekarang akan mempercayai bahwa hal tersebut kemungkinan bisa terjadi.

Dengan penjelasan di atas, dapat membuktikan bahwa sesuatu yang telah disebutkan di dalam Al-Qur’an ternyata ada pada zaman sekarang.

Dengan mempelajari sains yang ada di dalam Al-Qur’an, ternyata dapat memberikan kita satu lagi tambahan alasan bagi kita untuk mempercayai dan mengimani Allah SWT. Maka terus kaji Sains Qur’an kita di KasQus berikutnya atau di majelis-majelis kebaikan yang lain, sehingga akan semakin menguatkan Iman kita kepada Allah SWT.
Share this article :

Plaas 'n opmerking