Akhwat atau
Akhwaaoooow?
dakwatuna.com
- Sebagai seorang Muslim khususnya Wanita, diwajibkan untuk
memakai Jilbab, seperti yang tertulis dalam satu ayat di Al Qur’an berikut:
“Hai Nabi katakanlah
kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:
“Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.
Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (Al-Ahzab:
59)
*Gaya
Pacaran Wanita Berjilbab
Ngomongin
gaya pacaran remaja jaman sekarang, Cewek ‘Wanita’ Berjilbab mungkin gak jauh
beda sama cewek yang gak make jilbab. Mulai dari foto, tempat pacaran, waktu
pacaran, cara pacarannya, dll. Hal ini sering kita lihat sendiri lah.
Saya salah
satu cowok yang mengagumi wanita berjilbab karena menurut saya mereka lebih
terlihat sebagai sosok wanita (cewek) yang solehah, sopan, menutupi ‘aurat’
keindahan tubuhnya kecuali untuk suami. (saya juga punya keinginan punya istri
yang solehah dan memakai jilbab)
saya minta
maaf buat sobat khususnya cewek / wanita yang berjilbab, kalau tulisan saya
tentang wanita berjilbab di atas menyinggung dan kurang berkenan. Saya cuma berbicara
apa adanya yang terlihat dan terjadi di sekitar saya, gak ada maksud buat
menjelek-jelekkan apa lagi menghina, saya MINTA MAAF BANGET.
Sebagian
cowok biasanya menyukai cewek yang sexy, tapi beda sama saya di sini, atau
kalau di dalam majelis AL-KAHFI kami menyebutkan akhWAOOooooww bukan akhwat,
kenapa kami menyebutkan akhWAOOOoooWWww..?? karena mereka yang gak pake jilbab
ataupun berpakean sexy.
hemmm..
sexi, Sebagai seorang muslim khususnya Wanita, diwajibkan untuk memakai Jilbab,
seperti yang tertulis dalam satu ayat di Al Qur’an berikut, Allah SWT
berfirman:
“Hai
Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang mukmin: “Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.”
(Al-Ahzab: 59)
Buat kalian
semua, baik itu buat laki-laki maupun perempuan, bagaimanapun akhlak orang,
sejelek- jelek akhlak orang pasti ingin mendapatkan pasangan yang baik. Coba
kalian renungi itu, sebusuk apapun kita sebagai laki-laki pasti ingin
mendapatkan wanita yang baik, begitu pula sebaliknya.
tapi
kembali ke surat Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa laki-laki yang baik akan
mendapatkan wanita yang baik, begitu pula sebaliknya.
Tapi
dengarkan ini, kalian, saya, dan kita semua jangan harap mendapatkan pasangan
yang baik jika kita semua tidak bisa menjadi orang yang AKHLAKNYA baik. Baik di
sini bukan baik karena memberikan sebuah jajan, biskuat, ataupun sejenisnya.
tapi baik di sini adalah baik akhlaknya.
Astaghfirullah,
saya merasa takut kalau berbicara mengenai akhlak yang baik, namun di sini saya
mau tanya pada kalian- kalian ,, apakah kalian merasa sudah baik akhlakmu??
hemm…hemmm…hemmm…
hanya
kalian sendiri yang tahu, tapi saya tidak membahas mengenai akhlak, karna saya
sendiri merasa akhlak saya kurang baik ataupun tidak baik. saya berbicara
mengenai jilbab. hanya saja saya jadi teringat kembali sesaat setelah membaca
postingan dari dek Andiah, dia menceritakan tentang kajian yang di ikutinya
bersama Ibu Fathiya Khatib beberapa waktu yang lalu.
Dalam
kajian tersebut, Ibu Fathiya Khatib bercerita bahwa pada suatu ketika, beliau
pergi dengan menggunakan taksi. Beliau lantas terlibat percakapan dengan sang
supir taksi tersebut:
“Bu..
Ibu sudah lama pake jilbab? Dari kapan?”
“Wah..dari
kapan ya? Dari lulus SMA”
“Tapi Ibu
Islam kan?”
Ibu Fathiya
pun heran kenapa sang supir menanyakan hal tersebut. Ternyata, setelah
berbincang-binc ang lebih lanjut, sang supir pun menceritakan kisahnya.
Alkisah,
pada suatu hari, supir taksi ini mendapat penumpang seorang wanita berjilbab.
Tak berapa lama, supir dan perempuan muda itu terlibat perbincangan, yang
hampir mirip dengan perbincangan sang supir dengan Ibu Fathiya tadi.
“Mbak,
sejak kapan pakai jilbab?” tanya supir taksi.
“Oh, saya
bukan muslim Pak…” jawab si wanita, yang tentu saja membuat sang supir kaget
bercampur heran.”
“Saya suka
aja pakai jilbab. Rasanya nyamaan gitu kalo pake jilbab. Orang-orang nggak
berani macem-macem, nggak godain, saya ngerasa aman.” begitu kata wanita itu.
Lantas lanjutnya, ” ..sayang, orang muslim sendiri tidak paham dengan jilbab.”
Lihat!
Bahkan mereka yang notabene bukan muslimah pun tau betapa pentingnya menutup aurat.
Sementara di antara para muslimah itu sendiri masih ada yang ragu untuk mulai
menjalankan perintah Allah ini.
Semoga
kisah yang sedikit ini dapat menjadi renungan bersama, Aamiin
Ini adalah
unek-unek saya yang banyak dikecewakan oleh performa para muslimah yang nampak
di depan kedua biji mata saya sehari-hari. Di tengah kegembiraan banyak orang
yang melihat kerudung pada saat ini menjadi trending fashion banyak muslimah,
saya sebenarnya gemas, kecewa, galau dan marah, tapi juga bingung.
Pangkal
kekecewaan saya adalah soal kesenjangan antara kerudung dengan gaya hidup
mereka. Mengapa banyak muslimah yang berkerudung sekedar puas dengan
berkerudung. Seolah-olah kerudung itu sudah babak final dalam penampilan dan
lifestyle, kenapa mereka tidak mau meningkatkan kepribadian mereka, pemahaman
mereka dan menjaga diri mereka? Kenapa? Kenapa? Please, somebody help me!
Coba,
pembaca pikirkan, bagaimana saya tidak bingung melihat seorang muslimah
berkerudung tapi body mereka tampak melendung-melendung. Wajah manis berkerudung
dalam balutan kemeja ketat yang kancingnya seolah mau meloncat karena ketarik
bodi mereka yang sudah baligh, dan panggul ke bawah dililit jeans ketat – malah
ada juga yang nekat pake legging (gubraaag) – sehingga ‘aset nasional’ mereka
dikibarkan ke mana-mana. kawannnn….! Maaf kalau saya sarkastis, tapi Anda ini
kan muslimah, bukan hewan qurban yang dinilai dari bobot badan dan kemontokan
tubuh. Sapi dan domba qurban sengaja di-display-kan dengan vulgar di pinggir
jalan agar orang-orang yang mau berkurban ngiler untuk membelinya dan
mengurbankannya untuk fakir miskin.
Tapi anda
kan muslimaaaah, bukan kambing qurban. Semakin Anda tertutup semakin ‘mahal’
harga anda di hadapan Allah, beda dengan hewan qurban yang semakin nampak
sintal bodinya makin mahal harganya. Pahamkah kekesalan saya, mbak broo?!
Ini bukan berarti saya ini maho atau cowok KW. Bukan. Saya pria tulen.
Saya senang
dengan kecantikan dan keindahan wanita karena itu kodrat saya, tapi kan Allah
melarang saya meneropong tubuh kalian dari ujung rambut ke ujung jempol.
Jadi,
please, saya minta kerja samanya, jangan bikin hidup saya yang susah jadi
tambah susah. Kalau memang anda cantik dan punya penampilan berkelas biarlah
suami anda saja yang nanti berhak untuk melihatnya. Saya masih lelaki dan saya
masih takut nambah saldo dosa. Pakaian anda bila keluar rumah adalah kerudung
dan baju panjang yang kita sebut jilbab. Itu yang diperintahkan Allah kepada
anda dan yang sekaum dengan Anda. Kalau anda senang dengan tank top, body doll,
mini skirt, atau hotpants ya silakan dipakai di balik jilbab anda. Tidak usah
saya diajak mengintip semuanya.
Saya juga
gerah dan marah kala menyaksikan ada remaja berkerudung jadi alay-alay di layar
kaca. Entah di acara t**** p****, atau yang sejenisnya. Sama saat saya juga
geli dan ketawa garing ngeliat kalian-kalian berkerudung ngantri tiket s*****.
Tapi bukan
soal itu saja yang membuat emosi saya kadang meradang melihat anda dan
teman-teman anda. Ada soal lain yang saya terus terang gerah dan jadi garang.
Apa? Pacaran! Saya sering geleng kepala kalau sudah melihat cewek berkerudung –
apalagi berjilbab – berasyik masyuk dengan cowok yang bukan mahram dan suami
juga bukan. Boleh percaya atau tidak, ukhti, saya pernah mendamprat – ini
mungkin terlalu dramatisasi, tepatnya mempermalukan – sepasang kekasih di dalam
angkot. Keduanya siswa almamater sekolah saya. Tapi yang bikin kepala panas
adalah ceweknya berkerudung rapih dan cowoknya berjenggoooot (saya saja sampai
sekarang belum sukses menumbuhkan jenggot!) Keduanya duduk di pojokan angkot
dan tangan tuh cewek ada dipangkuan cowoknya sambil diremas-remas tangannya.
Astaghfirullah
al’azhim! “Udah nikah, belum?” tanya saya panas.“Eh, belum, Pak?” jawab tuh
cowok blingsatan sambil melepaskan tangan ceweknya. Untung nggak dilepaskan
dari persendian badannya. Bla, bla, bla, saya nasihatin mereka berdua. Entah
keduanya paham omongan saya atau tidak. Entah setelah itu mereka bubar pacaran
atau malah menganggap sikap saya sebagai ujian.
Di
mana-mana saya sering lihat akhwaoowww berkerudung berasyik masyuk dengan
pacar-pacar mereka. Di atas motor Kawasaki Ninja yang keren ada akhwaoow yang
lengket ke punggung cowoknya (jadi ingat seseorang…siapa ya…).
Karena tuh
motor Jepang jok belakangnya nungging maka cewek berkerudung itu ikutan
nungging dan makin bersandar ke punggung cowoknya. Mungkin sambil berpikir
bangga ‘cowok gue motornya keren’. nggak peduli pada komentar orang-orang yang
menyaksikannya. Saya sebaaal lihat cewek seperti itu.
Saya juga
marah pada kawan saya yang pernah cerita kalau dia pernah diajak warga
menggerebeg sepasang mahasiswa yang sedang mesum di malam hari di bulan suci
Ramadhan. Ceweknya…..? Mahasiswi berkerudung! Coba bayangkan saudara-saudara,
keduanya ketangkap basah sedang mesum di bulan Ramadhan pula! Saat orang
berburu pahala, mereka malah saling berburu paha (tanpa la). Kalau mereka orang
atheis, saya nggak bakal marah. Tapi dia berkerudung. Sad but true. Saya marah
pada kawan saya itu kenapa story buruk kayak begini harus diceritakan pada
saya. Bikin saya makin sebal pada wanita berkerudung yang liar seperti itu.
Tapi itu
bukan satu-satunya cerita, masih banyak cerita yang serupa yang saya dengar
dari kawan-kawan yang lain. Ada juga yang cerita kalau di antara cewek
berkerudung itu ada yang jadi wanita panggilan. Malah katanya tarifnya premium
call alias bisa lebih mahal karena kesannya eksotis dan religi.
‘jilbabi
dulu hatimu sebelum tubuhmu’. Apa maksudnya? Sok berfilsafat tapi gajebo, ga’
jelas bo!
Nanti para
cewek yang pakai hotpants bisa berdalih ‘ mas, jangan lihat tubuh seksi saya,
tapi rasakan hati saya yang berjilbab’ Pernahkah ketika cewek memutuskan untuk
berkerudung apalagi berjilbab merenung bahwa harus ada sebuah perubahan dalam
hidup anda ? Akan lebih terjaga, lebih dekat kepada Allah, dan lebih berani
meninggalkan maksiat? Kekesalan itu saya tumpahkan di sini, biar kalian baca
kalau apa yang kalian lakukan itu berbahaya, dosa dan merusak korps wanita
berkerudung dan berjilbab. Kalaupun kalian tidak baca, saya berharap agar ada
yang meng-copy paste tulisan ini dan sharing ke mana saja agar dibaca oleh
cewek dan yang se-alam dengan akhwaooooooow.
Untuk cewek
yang sudah terlanjur membacanya dan marah-marah, saya harap agar malam nanti
merenung; sudah benarkah gaya hidup saya? Percayalah, mencopot kembali kerudung
bukan jawaban yang benar. Yang harus anda lakukan adalah terus menyelam dalam
ajaran Islam yang indah dan menyejukkan ini. Banggalah sebagai wanita berjilbab
dan jagalah kehormatan diri sampai mati. That’s all, ukhti fillah!
———–
Memang agak bombastis dan lebay, hehehe. namun point nya diterima. Sama-sama saling mengingatkan, bagi teman-teman muslimah kepada sesamanya yang belum baik, dan terus doakan, semoga diberikan taufik dan hidayah.
Memang agak bombastis dan lebay, hehehe. namun point nya diterima. Sama-sama saling mengingatkan, bagi teman-teman muslimah kepada sesamanya yang belum baik, dan terus doakan, semoga diberikan taufik dan hidayah.
Plaas 'n opmerking