Home » » Tafsir Qs. Al-Ma'un 1-7

Tafsir Qs. Al-Ma'un 1-7

Written By Unknown on Vrydag 27 September 2013 | 17:15



Taman (Ta’lim Pekanan) PUSDIMA
Kamis, 26 September 2013
 @ Halaman Depan Auditorium Unmul 


1.      Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?.
2.      Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3.      Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
4.      Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat,
5.      (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya,
6.      Orang-orang yang berbuat ria.
7.      Dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (QS. Al-Ma’un: 1-7)

Tafsir Ayat 1 :
Allah berfirman: 

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? (QS. Al-Ma’un: 1)
Maksudnya adalah tidakkah engkau menyaksikan wahai Muhammad orang yang mendustakan hari pembalasan, baik peristiwa-peristiwa yang ada di dalamnya berupa balasan dan siksaan?.
Dikatakan bahwa ayat ini umum bagi setiap orang yang menjadi sasaran perintah ini, mereka itulah orang-orang yang mengingkari hari pembalasan:
Dan mereka selalu mengatakan: "Apakah apabila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?. (QS. Al-Waqi’ah: 47)
Dan di antara yang mendustakan hari pembalasan itu ada yang berkata:
"Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?. (QS. Yasin: 78)
 
Tafsir Ayat 2 :
Allah berfirman:
“Itulah orang yang menghardik anak yatim”. (QS. Al-Ma’un: 2)
Maksudnya adalah Mereka yang mengahardik anak yatim, menzalimi hak-haknya, dan tidak memberinya makan, tidak berbuat baik kepada mereka. Yatim adalah orang yang bapaknya telah meninggal dan dia di bawah usia baligh baik lelaki atau wanita.



Tafsir Ayat 3 :
Firman Allah:
 “dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.”. (QS. Al-Ma’un: 3)
Maksudnya adalah tidak memerintahkan untuk memberi makan orang miskin karena kebakhilan atau karena mendustakan hari pembalasan. Sebagaimana disebutkan di dalam firman Allah:
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, (QS. Al-Fajr: 17-18).

  
Tafsir Ayat 4-5 :
Firman Allah
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya. (QS. Al-Ma’un: 4-5)

Allah berfirman:
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. (QS. Maryam: 59).
Dan ulama yang lain berkata: Mereka meninggalkan shalat dan tidak pula menunaikannya. Penafsiran ini datang dari Ibnu Abbas. Dan ada yang berkata: Mereka adalah orang-orang munafiq yang meninggalkan shalat secara rahasia dan menjalankannya secara terang-terangan saja.
Ibnu Katsir berkata: Maksudnya adalah mereka selalu atau biasanya meninggalkan shalat sampai akhir waktunya, atau mereka tidak mengerjakan shalat dengan sempurna baik dalam rukun-rukunnya, syarat-syaratnya, mereka tidak mengerjakannya sesuai dengan apa yang diperintahkan, atau mereka tidak khusyu dalam menjalankan shalat dan tidak pula merenungi makna yang terkandung di dalamnya. Makna lafaz yang disebutkan oleh Al-Qur’an tersebut mencakup semua makna ini. Maka setiap orang yang memiliki sifat seperti ini berarti dia termasuk dalam bagian yang disebutkan di dalam ayat di atas, dan barangsiapa yang memiliki prilaku seperti semua prilaku yang disebutkan di dalam penafsiran ayat di atas maka sempurnalah bagiannya dalam keburukan tersebut. Yaitu kesempurnaan nifaq yang bersiat amali, sebagaimana disebutkan di dalam riwayat Muslim dari Anas bin Malik bahwa Nabi Muhammad bersabda: Itulah shalatnya orang munafiq, duduk menunggu bulan, sehingga apabila telah sampai pada dua tanduk setan maka diapun bangkit dan shalat dengan cepat empat rakaat, tidak menyebut Allah padanya kecuali sedikit”.
Mereka mengerjakan pada waktu yang dimakruhkan, kemudian dia mengerjakannya pada waktu tersebut, mereka mengerjakannya dengan cepat sama seperti burung gagak mematuk, tidak thum’aninah dan tidak pula khusyu’, oleh karena itulah Rasulullah bersabda: “...tidak menyebut Allah padanya kecuali sedikit”. Dan semoga yang mendorong mereka melakukan hal itu adalah untuk berbuat riya’ di hadapan orang lain bukan untuk mengharap keridhaan Allah hal itu sama saja dengan tidak shalat secara keseluruhan. Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.(QS. Al-Nisa’: 142).

Tafsir Ayat 6-7 :
Firman Allah:
“orang-orang yang berbuat ria. dan enggan (menolong dengan) barang berguna”. (QS. Al-Ma’un: 6-7)
Artinya mereka tidak berbuat ihsan dalam beribadah kepada Tuhan mereka dengan mewujudkan keikhlaskan dalam beribadah kepada Allah, dan tidak pula berbuat ihsan kepada makhluk -Nya walaupun dengan memberikan pinjaman barang yang bisa dimanfaatkan, dan bisa digunakan untuk keperluan tertentu padahal wujud barang tersebut tetap serta akan dikemblikan kepada mereka selaku pemilik, seperti meminjam bejana, ember dan parang. Maka orang yang bertipe seperti ini akan lebih gampang dalam meninggalkan zakat dan ibadah lainnya.
 

Share this article :

Plaas 'n opmerking