Taman (Ta’lim
Pekanan) PUSDIMA
Kamis, 26 September 2013
@ Halaman Depan Auditorium Unmul
1. Tahukah
kamu (orang) yang mendustakan agama?.
2. Itulah
orang yang menghardik anak yatim,
3. Dan
tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
4. Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat,
5. (yaitu)
orang-orang yang lalai dari salatnya,
6. Orang-orang
yang berbuat ria.
7. Dan
enggan (menolong dengan) barang berguna. (QS. Al-Ma’un: 1-7)
Tafsir
Ayat 1 :
Allah
berfirman:
Tahukah
kamu (orang) yang mendustakan agama? (QS. Al-Ma’un: 1)
Maksudnya
adalah tidakkah engkau menyaksikan wahai Muhammad orang yang mendustakan hari
pembalasan, baik peristiwa-peristiwa yang ada di dalamnya berupa balasan dan
siksaan?.
Dikatakan
bahwa ayat ini umum bagi setiap orang yang menjadi sasaran perintah ini, mereka
itulah orang-orang yang mengingkari hari pembalasan:
Dan
mereka selalu mengatakan: "Apakah apabila kami mati dan menjadi tanah dan
tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan
kembali?. (QS. Al-Waqi’ah: 47)
Dan
di antara yang mendustakan hari pembalasan itu ada yang berkata:
"Siapakah
yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?. (QS.
Yasin: 78)
Tafsir
Ayat 2 :
Allah
berfirman:
“Itulah
orang yang menghardik anak yatim”. (QS. Al-Ma’un: 2)
Maksudnya
adalah Mereka yang mengahardik anak yatim, menzalimi hak-haknya, dan tidak
memberinya makan, tidak berbuat baik kepada mereka. Yatim adalah orang yang
bapaknya telah meninggal dan dia di bawah usia baligh baik lelaki atau wanita.
Tafsir
Ayat 3 :
Firman
Allah:
“dan
tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.”. (QS. Al-Ma’un: 3)
Maksudnya
adalah tidak memerintahkan untuk memberi makan orang miskin karena kebakhilan
atau karena mendustakan hari pembalasan. Sebagaimana disebutkan di dalam firman
Allah:
Sekali-kali
tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak
saling mengajak memberi makan orang miskin, (QS. Al-Fajr: 17-18).
Tafsir
Ayat 4-5 :
Firman
Allah
Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari
salatnya. (QS. Al-Ma’un: 4-5)
Allah
berfirman:
Maka
datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. (QS.
Maryam: 59).
Dan
ulama yang lain berkata: Mereka meninggalkan shalat dan tidak pula
menunaikannya. Penafsiran ini datang dari Ibnu Abbas. Dan ada yang berkata:
Mereka adalah orang-orang munafiq yang meninggalkan shalat secara rahasia dan
menjalankannya secara terang-terangan saja.
Ibnu
Katsir berkata: Maksudnya adalah mereka selalu atau biasanya meninggalkan
shalat sampai akhir waktunya, atau mereka tidak mengerjakan shalat dengan
sempurna baik dalam rukun-rukunnya, syarat-syaratnya, mereka tidak
mengerjakannya sesuai dengan apa yang diperintahkan, atau mereka tidak khusyu
dalam menjalankan shalat dan tidak pula merenungi makna yang terkandung di
dalamnya. Makna lafaz yang disebutkan oleh Al-Qur’an tersebut mencakup semua
makna ini. Maka setiap orang yang memiliki sifat seperti ini berarti dia termasuk
dalam bagian yang disebutkan di dalam ayat di atas, dan barangsiapa yang
memiliki prilaku seperti semua prilaku yang disebutkan di dalam penafsiran ayat
di atas maka sempurnalah bagiannya dalam keburukan tersebut. Yaitu kesempurnaan
nifaq yang bersiat amali, sebagaimana disebutkan di dalam riwayat Muslim dari
Anas bin Malik bahwa Nabi Muhammad bersabda: Itulah shalatnya orang munafiq,
duduk menunggu bulan, sehingga apabila telah sampai pada dua tanduk setan maka
diapun bangkit dan shalat dengan cepat empat rakaat, tidak menyebut Allah
padanya kecuali sedikit”.
Mereka
mengerjakan pada waktu yang dimakruhkan, kemudian dia mengerjakannya pada waktu
tersebut, mereka mengerjakannya dengan cepat sama seperti burung gagak mematuk,
tidak thum’aninah dan tidak pula khusyu’, oleh karena itulah Rasulullah
bersabda: “...tidak menyebut Allah padanya kecuali sedikit”. Dan semoga
yang mendorong mereka melakukan hal itu adalah untuk berbuat riya’ di hadapan
orang lain bukan untuk mengharap keridhaan Allah hal itu sama saja dengan tidak
shalat secara keseluruhan. Allah berfirman:
Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
Dan apabila mereka berdiri untuk salat, mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut
Allah kecuali sedikit sekali.(QS. Al-Nisa’: 142).
Tafsir
Ayat 6-7 :
Firman
Allah:
“orang-orang
yang berbuat ria. dan enggan (menolong dengan) barang berguna”. (QS.
Al-Ma’un: 6-7)
Artinya
mereka tidak berbuat ihsan dalam beribadah kepada Tuhan mereka dengan
mewujudkan keikhlaskan dalam beribadah kepada Allah, dan tidak pula berbuat
ihsan kepada makhluk -Nya walaupun dengan memberikan pinjaman barang yang bisa
dimanfaatkan, dan bisa digunakan untuk keperluan tertentu padahal wujud barang
tersebut tetap serta akan dikemblikan kepada mereka selaku pemilik, seperti
meminjam bejana, ember dan parang. Maka orang yang bertipe seperti ini akan
lebih gampang dalam meninggalkan zakat dan ibadah lainnya.
Plaas 'n opmerking